BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latarbelakang
Suatu
proses komunikasi yang dilaksanakan tidak luput dari berbagai rintangan atau
hambatan. Oleh karena itu, perencanaan komunikasi dimaksudkan untuk mengatasi
rintangan-rintangan yang ada guna mencapai efektivitas komunikasi, sedangkan
dari sisi fungsi dan kegunaan komunikasi perencanaan dilakukan untuk
mengimplementasikan program-program yang ingin dicapai, apakah itu pencitraan,
pemasaran, penyebarluasan gagasan, kerjasama, atau pembangunan infrastruktur
komunikasi.
Pemasaran
merupakan suatu hal yang tidak lepas dari peran serta komunikasi. Bagaimana
komunikasi ini memiliki peran dalam hal pemasaran. Misalnya dalam bentuk iklan.
Melalui iklan inilah produk atau barang bisa dikenal oleh masyarakat umum.
Begitu luar biasanya komunikasi ini sehingga apa yang diharapkan pihak
pengiklan bisa sesuai. Dimana produknya dikenal, dan dengan begitu masyarakat
melalkukan tindakan untuk membeli produk yang diiklankan.
Sebagai
orang komunikasi, bagaimana kefektifan komunikasi dalam bentuk iklan itu bisa
terjadi maka perlu dilakukan perencanaan komunikasi yang baik. Perencanaan yang
baik akan mendapatkan hasil yang baik pula.
Dalam
hal ini, pemakalah mencoba untuk menganilisis sebuah iklan bagaimana
perencanaan komunikasi dari iklan mobil Toyota
Agya pada Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi Selasa 19 Agustus 2014 Halaman 5
1.2
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
pengertian komunikasi?
2. Bagaimana
unsur-unsur komunikasi?
3. Bagaimana
pengertian perencanaan komunikasi?
4. Bagaimana
periklanan itu?
5. Bagaimana
analisis terhadap iklan mobil Toyota Agya pada
Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi Selasa 19 Agustus 2014 Halaman 5?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui bagaimana pengertian komunikasi.
2. Untuk
mengetahui bagaimana unsur-unsur komunikasi.
3. Untuk
mengetahui bagaimana pengertian perencanaan komunikasi.
4. Untuk
mengetahui bagaimana periklanan itu.
5. Untuk
mengetahui bagaimana analisis terhadap iklan mobil
Toyota Agya pada Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi Selasa 19 Agustus 2014
Halaman 5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi
atau communicaton dalam bahasa
Inggris berasal dari kata Latin communis yang
berarti sama, communico, communicatio,
atau comunicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama communis paling sering paling sering disebut sebagai asal kata
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut
secara sama (Mulyana, 2013:46).
Sementara
itu menurut, Moor (1993:78) adalah penyampaian pengertian antar individu.
Dikatakannya semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud,
hasrat, perasaan, pengetahuan dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang
lain. Pada pokoknya komunikasi adalah pusat minat dan situasi prilaku di mana
suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang penerima dengan berupaya
mempengaruhi perilaku penerima tersebut (Rohim, 2009:8).
Berbicara
tentang pengertian komunikasi, tidak ada pengertian yang benar ataupun salah,
definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang
didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa pengertian tentang komunikasi
terkadang terlalu sempit, seperti komunikasi adalah penyampaian pesan,ataupun
terlalu luas, seperti komunikasi adalah proses interaksi antar dua makhluk,
sehingga pelaku komunikasi tersebut dapat termasuk hewan, tumbuhan bahkan jin.
Sebagaimana
dikemukakan oleh John R Wenburg dan William W Wilmot juga Kennet K Sereno dan
Edward M Bodaken, setidaknya ada tiga pemahaman mengenai komunikasi, yaitu
komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi,dan
komunikasi sebagai tranksaksi (Mulyana dalam Rohim,2009: 9).
Dalam
ilmu komunikasi kita mengenal mengenai konteks-konteks komunikasi. Sebab
komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial, melainkan dalam konteks
atau situasi tertentu. Secara luas konteks di sini berarti semua faktor di luar
orang-orang yang berkomunikasi. Yang terdiri dari aspek bersifat fisik seperti
iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk,
jumlah peserta komunikasi dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan.
Kedua dari aspek psikologis seperti sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi
para peserta komunikasi. Ketiga aspek sosial seperti norma kelompok, nilai
sosial, dan karakteristik budaya. Dan keempat aspek waktu yakni kapan
berkomunikasi.
Banyak
pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya.
Sebagaimana juga definisi komunikasi, konteks komunikasi ini diuraikan secara
berlainan. Istilah-istilah lain juga digunakan untuk merujuk pada konteks ini.
Selain istilah konteks (context) yang
lazim, juga digunakan istilah tingkat (level),
bentuk (type), situasi (situation), keadaan (setting), arena, jenis (kind), cara (mode), pertemuan (encounter)
dan kategori.
Indikator
paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau
tingkatannya adalah jumlah yang peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka
dikenallah yang dinamakan komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik,
komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi publik,
komunikasi organisasi dan komunikasi massa.
Khusus
dalam pembahasan kali ini akan dibahas mengenai komunikasi massa. Komunikasi melibatkan banyak komunikator dan komunikan,
berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang jauh, memungkinkan
penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan dan pendengaran), dan
biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2013: 77-79).
2.2
Unsur-unsur
Komunikasi
Terdapat unsus-unsur komunikasi
sesuai model SMCRE (Source, Message, Channel, Receiver, Efect) dan Paradigma Lasswell.
1. Source
(Komunikator)
Komunikator
merupakan pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi.
Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang
berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Komunikator tidak
hanya berperan sebagai pengirim pesan saja, namun juga memberikan respons dan
menjawab pertanyaan yang disampaikan sebagai dampak dari proses komunikasi yang
berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Message
(Pesan)
Pesan
merupakan apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata,
tulisan, gambaran atau perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah
pada usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti pesan akan
selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.
3. Channel
(Media)
Channel
biasa disebut dengan media yang digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses
komunikasi. Pemilihan sarana/media dalam proses komunikasi tergantung pada
sifat berita yang akan disampaikan.
4. Receiver
(Penerima)
Komunikan
merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator.
Komunikan bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok. Dalam
proses komunikasi, komunikan adalah elemen penting karena dialah yang menjadi
sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat mengerti pesan yang
disampaikan dengan baik.
5. Effect
Efek
merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Efek ini bisa dalam bentuk
perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku
(psikomotorik).
2.3
Perencanaan
Komunikasi
John
Middleton (dalam Hafied Cangara, 2013) mengatakan, perencanaan komunikasi
adalah proses pengalokasian sumber daya komunikasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Sumber daya tersebut tidak saja mencakup media massa dan komunikasi
antarpribadi, tapi juga setiap aktivitas yang dirancang untuk mengubah perilaku
dan menciptakan keterampilan-keterampilan tertentu di antara individu dan
kelompok dalam lingkup tugas-tugas yang dibebankan oleh organisasi.
Sebuah
perencanaan komunikasi adalah sebuah dokumen tertulis yang harus menjawab: (1)
Apa yang ingin dicapai, (2) Kenapa kita ingin ada hasil yang diperoleh, (3)
Siapa yang menjadi target sasaran, (4) Apa yang menjadi kata kunci pada pesan
yang dibawakan, (5) Siapa yang akan menjadi actor dalam penyampaian pesan, dan
bagaimana cara untuk memilih dan menentukannya, (6) Dengan cara apa yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (7) Bagaimana tipe saluran
komunikasi yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan, (8) Kapan waktu yang
tepat untuk menyampaikan setiap pesan, (9) Bagaimana mengukur atau mengevaluasi
hasil dari program yang dijalankan itu.
Perencanaan
komunikasi sebagai penuntun usaha atau
kegiatan komunikasi yang dilakukan sepanjang proyek dilaksanakan, ia menjadi
dokumen kerja yang selalu diperbarui secara periodik sesuai dengan perubahan
kebutuhan khalayak. Ia menjelaskan bagaimana cara menyebarluaskan pesan yang
tepat dari komunikator dan kepada khalayak yang tepat, melalui saluran yang
tepat dengan waktu yang tepat.
Ia
juga membantu kita membuat agenda kegiatan sehingga bisa menjadi pegangan bagi
para stakeholder untuk selalu well-inform, terutama dalam kaitannya
apa yang kita tawarkan.
2.4
Periklanan
Periklanan
adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media
bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan
langsung), reklame luar ruang atau kendaraan umum (Lee & Johnson, 2004).
Bila melihat lagi pada pengertian periklanan,
maka sebenarnya konsep periklanan pun mengaplikasikan penjelasan tentang
komunikasi sebagaimana yang dijelaskan oleh Model SMCR dan Paradigma Lasswell.
Dengan demikian, model komunikasinya
adalah produsen Iklan Media Khalayak Konsumen.
Adapun fungsi-fungsi Periklanan menurut
Lee dan Johnson (2004) dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”informasi”. Ia mengomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan lokasi penjualannya. Ia memberitahu konsumen tentang produk-produk baru.
- Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”persuasif”. Ia mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tertentu.
- Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”pengingat”. Ia terus menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya.
2.5
Analisis
terhadap iklan mobil
Toyota Agya pada surat kabar Pikiran Rakyat edisi Selasa 19 Agustus 2014
halaman 5
Anilisis
terhadap iklan tersebut menggunakan pendekatan unsur-unsur komunikasi yang
meliputi, komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Tujuan dari analisis tersebut untuk mengetahui
sejauh mana pesan (iklan) yang disampaikan tersebut efektif dan memenuhi apa
yang diharapkan komunikator (pengiklan). Sehingga dari hasil analisis itu, bisa
dijadikan pelajaran untuk merencanakan komunikasi yang lebih baik.
1. Komunikator
Jika berbicara iklan dalam media massa
berarti berbicara komunikasi massa. Sehingga dalam komunikasi massa kita
mengenal komunikator yang terlembagakan. Komunikator itu yakni perusahaan
media. Dikaitkan dengan keberadaan iklan pada media massa, berarti kita
memposisikan pengiklan (pemasang iklan) sebagai bagian dari komunikator yang
terintegrasi pada komunikator perusahaan media tersebut.
Analisis kami lakukan terhadap pemasang
iklan (siapa) dan komunikator, yakni perusahaan media massa.
a. Pemasang
iklan
Jika
kita melihat pada iklan yang ada pada surat kabar tersebut sudah jelas bahwa
yang memasang iklan ini yaitu perusahaan besar, perusahaan Toyota. Tentu semua
kenal dengan nama itu, dan mudah dipercaya ketika mengenalkan produk barunya.
Produk keluaran Toyota yakni, mobil Agya. Dengan kebesaran nama Toyota,
memungkinkan produk tersebut laris di pasaran.
Selain
itu, dengan memasang iklan dengan ukuran yang cukup besar ini, akan lebih
meyakinkan pada pembaca atau khalayak atau komunikan, bahwa Toyota merupakan
perusahaan yang besar dan memiliki banyak uang. Itu dibuktikan dengan pasang
iklan yang cukup besar.
b. Media
massa
Perusahaan
media yang menyebarluaskan iklan tersebut yakni Pikiran Rakyat. Merupakan media
regional yang sudah dikenal lama dan terpercaya. Iklan yang ditampilkan di
media ini dirasa tepat, karena media yang digunakan bukan media sembarangan.
Ketepatan
media ini mampu menempatkan posisi iklan di halaman yang tepat. Begitu orang
membuka halaman baru, maka pembaca akan langsung tertuju pada gambar iklan
tersebut. Ini trik yang luar biasa, mampu menarik perhatian pembaca. Ditambah
dengan desain yang menarik dan terkesan mobil itu memiliki banyak fitur
keunggulan.
2. Pesan
Pesan yang disampaikan yaitu berupa
iklan untuk memperkenalkan terbaru Toyota, yakni mobil Agya. Sasaran atau
penerima pesan ini yaitu pembaca surat kabar ini. Lebih dari itu, pembaca surat
kabar ini mampu menjadi opinion leader (OP) untuk menyebarkan informasi
tersebut ke yang lain.
Pesan atau iklan ini dikemas secara
menarik, yang dapat menimbulkan perhatian. Keunggulan mobil ini sengaja
ditampilkan dengan design yang menarik.
3. Media
atau saluran
Media yang digunakan yaitu media cetak
Pikiran Rakyat. Penyampain pesan melalui media cetak cukup efektif. Karena
iklan yang disampaikan mengenai iklan mobil, di mana mobil ini biasanya dibeli
oleh kalangan menengah ke atas. Kalangan ini cenderung suka membaca surat
kabar.
Pesan yang disampaikan melalui media
ini, akan diterima oleh banyak orang sebagai sasarannya. Seperti kita ketahui,
begitu pesan disampaikan melalui media massa, akan banyak orang yang
mengetahuinya, karena media tersebar luas.
4. Komunikan
Komunikan atau khalayak dalam komunikasi
massa jumlahnya banyak. Sehingga tepat jika pesan iklan tersebut disampaikan melalui
media massa. Komunikan dalam komunikasi massa anonim dan heterogen. Ini perlu
dipahami oleh pemasang iklan, mengenai sasaran dari iklan.
Sebagai komunikan dalam hal ini pembaca,
ketika membaca surat kabar ini akan menemukan iklan mobil Agya tersebut. Karena
dia tertarik pada gambar yang besar dan design yang menarik untuk dilihat.
Perlu
diketahui pula, bahwa orang atau komunikan dalam hal ini selektif dalam memilih
pesan-pesan yang ada di media. Ada yang menangkap pesan sesuai dengan
kebutuhannya (selective exposure), ada yang menafsirkan pesan tersendiri
(selective perception) dan ada yang cenderung mengingat pesan sesuai dengan
kebutuhannya (selective retention).
5. Efek
Efek yang ditimbulkan pada komunikan
dari iklan tersebut antara lain bisa pengetahuan (kognitif), perasaan atau
sikap (afektif) dan tindakan (psikomotorik). Pengetahuan berarti mengetahui
akan iklan tersebut, hingga akhirnya melakukan tindakan untuk membeli produk
yang ditawarkan. Efek yang paling diharapkan oleh pengiklan yaitu, penerima
pesan langsung membeli mobil Agya tersebut.
Perlu diketahui juga, komunikator dalam
hal ini belum tentu bisa mengetahui apakah efek itu berlaku atau tidak setelah
pesan disebarluaskan. Juga komunikator tidak bisa memvonis bahwa dengan
banyaknya pembelian terhadap mobil tersebut karena iklan yang dipasang di surat
kabar lain. Ada faktor-faktor lain yang membuat orang membeli mobil tersebut,
bukan hanya karena diiklankan saja di media ini. Lagian kita tidak tahu, apakah
banyaknya yang membeli mobil tersebut karena iklan tersebut atau tidak.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
hasil analisis tersebut, dapat menjadi pelajaran bagaimana sebagai seorang
insane komunikasi, baik dia bertindak sebagai orang media atau bagian dari
perusahaan yang hendak memasang iklan pada media harus merencanakan komunikasi
dengan baik. Harus mempertimbangkan, media apa yang digunakan untuk pasang
iklan, iklan seperti apa yang mudah diterima komunikan, bagaimana mengemas
iklan menjadi lebih menarik, dan bagaimana citra perusahaan yang memasang iklan
baik di mata komunikan. Tentu hal ini harus menjadi pemikiran-pemikiran insan
komunikasi seperti kita.
3.2
Saran
Iklan
yang dipasang dalam surat kabar tersebut sudah bagus. Saran saya, lebih baik
iklan tersebut ditempatkan di halaman depan atau juga tetap di halaman 5 dengan
ukuran satu halaman. Hal itu bisa saja dilakukan pihak Toyota, karena ini
merupakan perusahaan besar dan ternama. Jika ditempatkan di halaman depan juga
tetap di halaman 5 dengan ukuran satu halaman, perhatian pembaca terhadap iklan
itu kemungkinan lebih banyak dibanding dengan iklan setengah halaman.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana,
Deddy. 2013. Ilmu Komunikasi;
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rohim,
Syaiful. 2009. Teori Komunikasi
Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cangara,
Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi
Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kami Menerima Pemasangan iklan pikiran rakyat Baik Iklan Baris / Kolom / Display Iklan Pendirian / Pembubaran PT / Iklan Lelang Iklan Lowongan Kerja (Loker) Dsb.
BalasHapus