a.
Ontologi
Uses
and Gratificatios Theory merupakan teori yang menjelaskan tentang apa yang
diinginkan atau dilakukan khalayak
terhadap isi pesan yang disampaikan media dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dan kepuasannya. Khalayak mencari tahu, oleh karenanya khalayak
dianggap aktif. Ontologi dari teori ini yaitu, khalayak memiliki kapasitas untuk mendapatkan
sesuatu dari media massa agar merasa puas karena kebutuhannya terpenuhi. Khalayak
memanfaatkan media berdasarkan kegunaanya untuk memuaskannya.
b.
Epistemologi
Secara
epistemologi, teori ini berangkat dari kodrat manusia sebagai makhluk yang
memerlukan kebutuhan baik untuk rohani maupun jasmani. Dikemukakan oleh Abraham
Maslow, bahwa manusia mempunyai lima hierarki (tingkatan) kebutuhan. Pertama,
kebutuhan fisiologi (kebutuhan dasar), seperti sandang, pangan, papan dan seks.
Kedua, kebutuhan rasa aman, seperti keamanan fisik, penghasilan dan sebagainya.
Ketiga, kebutuhan sosial, seperti pergaulan, cinta kasih, pertemanan dan
sebagainya. Keempat, kebutuhan penghargaan, seperti memiliki perasaan berharga
dan dihargai. Dan kelima, kebutuhan aktualisasi diri, seperti ingin sukses dan
berhasil.
Jika
merujuk pada teori hierarki kebutuhan menurut Maslow, maka posisi manusia
sebagai subjek yang memiliki hak untuk memenuhi kebutuhan akan dirinya.
Dikaitkan dengan teori kegunaan dan kepuasaan, maka sangat cocok sekali bahwa
khalayak ini bertindak aktif untuk mendapatkan sesuatu dari media massa. Sama
halnya dengan manusia yang aktif untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan seperti
yang dikatakan Maslow. Hak memperoleh dari segala sesuatu sudah mutlak Tuhan
takdirkan. Begitupun dengan hak-hak khalayak itu sendiri untuk mendapatkan
sesuatu dari media massa untuk memenuhi kebutuhan fisiologi maupun sosialnya.
c.
Aksiologi
Aspek
manfaat dari teori ini yaitu membantu media untuk memberikan pelayanan
informasi terbaik kepada khalayak. Dengan seperti ini, media akan merencanakan
atau menentukan hal-hal terkait isi pesan yang akan disuguhkan kepada khalayak.
Ini dilakukan agar media tidak ‘ditinggalkan’ khalayak, meskipun media tidak
akan tahu pasti apakah suka atau tidak kepada pesan yang disampaikannya.
2. Approches
(Pendekatan)
Untuk
memahami teori ini diperlukan pendekatan. Setelah tahu mengenai teori kegunaan
dan kepuasan ini ternyata menggunakan pendekatan objective naturalistic. Maksud
dari pendekatan ini yaitu pendekatan yang bisa terukur dan memiliki hubungan
gejala sebab akibat. Dalam teori ini pun tampak adanya hubungan kausalitas yang
dapat memberikan kesimpulan dari premis-premis yang ada.
Seperti
diketahui, teori kegunaan dan kepuasan merupakan teori yang menjelaskan tentang
bagaimana khalayak menggunakan media. Dan khalayak menggunakan media karena
alasan yang melatarbelakanginya. Pemanfaatan isi pesan media untuk
kebutuhannya, dan jika kebutuhannya terpenuhi maka ia akan dipuaskan. Artinya
jelas ada hubungan sebab akibat. Yaitu “Jika khalayak memanfaatkan pesan media
berdasarkan kebutuhannya, maka ia akan merasa puas”. Hemat saya, teori ini
tidak hanya memiliki satu klausal saja, ada hubungan sebab akibat pula. Yaitu,
“Jika khalayak tidak menggunakan pesan media tertentu dengan alasan tidak ada
yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasannya, maka ia akan beralih untuk
mencari media lain yang dapat memuaskan akan kebutuhannya”.
3.Paradigma
dan Perspektif
a.
Paradigma
Paradigma atau
cara berpikir teori ini yaitu positivisme. Paradigma ini yaitu suatu cara
berpikir yang menyatakan adanya hubungan sebab akibat (kausalitas) antar
sesuatu dengan sesuatu lainnya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, teori ini
memiliki hubungan sebab akibat, salah satunya bisa dilihat dari judul teori
ini, yaitu kegunaan dan kepuasan. Jadi pesan media yang berguna maka akan ada
kepuasan bagi khalayak tersebut.
b.
Perspektif
Perspektif atau
sudut pandang teori ini yaitu psikologis. Psikologis merupakan sudut pandang
yang memandang bahwa komunikasi itu sebagai ekspresi yang diluapkan baik oleh
komunikator maupun komunikan. Perspektif dari teori kegunaan dan kepuasaan
yaitu psikologis. Sebab teori ini menjelaskan atau memfokuskan perhatian pada
individu baik itu komunikator maupun komunikannya. Maka tidak heran jika teori
ini menjelaskan tentang bagaimana khalayak atau komunikan mencari pesan dari
media massa berdasarkan kebutuhannya dan untuk memuaskannya. Teori ini membahas
secara subjektif yaitu berfokus pada komunikan. Komunikan menurut teori ini
yaitu aktif. Aktifnya komunikan dilatarbelakangi atau didasari atas kebutuhan
psikologisnya. Ini artinya jika pembahasan teori ini berfokus pada khalayak
maka perspektif yang digunakan pun yaitu perspektif psikologis.
4. Kriteri
Teori
a.
Scientific
Criteria
1.
Predictive
Power
Uses and
Gratifications Theory memiliki daya prediksi (predictive power). Bahwa
berdasarkan penjelasannya, yang mengatakan jika teori ini merupakan teori
kegunaan dan kepuasan. Artinya kegunaan dan kepuasan itu milik komunikan atau
khalayak. Dari penjelasan singkat itu saja, bisa terlihat daya prediksi teori
ini. Yaitu, jika pesan media itu berguna bagi khalayak, maka khalayak akan
merasa puas, begitupun sebaliknya. Daya prediksi lainnya, yaitu, jika khalayak
tidak menyukai pesan dari salah satu media, maka dia akan meninggalkan media
tersebut yang kemudian mencari pesan media yang dapat memenuhi kebutuhannya.
2.
Explanatory
Power
Uses and
Gratifications Theory mampu dijelaskan. Oleh karenanya teori ini dapat
dijelaskan. Uses and Gratificatios Theory merupakan teori dalam komunikasi yang
menjelaskan mengapa dan bagaimana individu atau khalayak menggunakan media
untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Katz, Blumler, dan Gurevitch disintesis bahwa pendekatan UGT
ini difokuskan pada asal-usul sosial dan psikologis kebutuhan, yang
menghasilkan harapan dari media massa atau sumber lain, yang menyebabkan
diferensial pola paparan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lainnya), sehingga
di gratifikasi kebutuhan dan konsekuensi lain, mungkin yang sebagian besar
tidak diinginkan. Melihat penjelasan
tersebut, berarti sudah jelas bahwa ini merupakan teori yang mampu dijelaskan.
3.
Parsimony
Secara
sederhana, Uses and Gratificatios Theory merupakan teori yang menjelaskan
bagaimana media itu memenuhi kebutuhan dan kepuasan individu atau khalayak.
Pemenuhan kebutuhan itu didasari atas kebutuhan psikisnya, yang secara aktif
menggunakan media yang diminatinya.
4.
Testability
Teori ini dapat
diuji kebenarannya. Mengaca pada daya prediksi teori ini saja yang objective,
maka dalam kriteria ini pun teori ini dapat diuji. Misalnya, seseorang yang
gemar olahraga sepak bola tentu dia akan menggunakan media massa baik televisi
maupun surat kabar untuk mengetahui informasi tentang tim kesayangannya
misalnya. Tak sedikit orang melakukan hal itu. Maka sebaliknya, jika dia tidak
senang olahraga yang satu ini, maka dia pun tak perlu mencari informasi yang
berhubungan dengan itu. Itu membuktikan bahwa teori ini dapat diuji
kebenarannya dan dapat melihat peristiwa sebenarnya. Karena kita tahu, teori
ini untuk menyederhanakan peristiwa yang terjadi di sekitar kita.
5.
Internal
Consistency
Dalam teori
kegunaan dan kepuasaan ini, pernyataan satu dengan lainnya konsisten (Internal
consistency). Pembahasan berfokus pada mengapa orang menggunakan media, yaitu
berdasarkan kegunaan untuk memuaskan kebutuhannya. Seperti sudah dijelaskan
dari bagian-bagian sebelumnya, pembahasan hanya berfokus pada apa inti dari
teori ini. Teori ini tidak membahas teori komunikasi lainnya atau bahkan teori
komunikasi massa yang sejenis dengannya. Hal yang paling terlihat dalam teori
ini yaitu khalayaknya aktif. Rasanya ini konsistensi dari teori ini. Teori ini
tidak menyebutkan bahwa khalayak pasif.
6.
Heoristik
Potential
Setiap teori
tidak selalu menjelaskan secara utuh, oleh karenanya teori memberi lahan atau
ruang terciptanya teori baru. Hal ini yang disebut dengan heoristik potential
yaitu suatu teori dapat memunculkan teori baru karena teori tidak mampu
membahas secara utuh. Begitupun dengan uses anda gratifications theory yang
hanya membahas mengapa orang (komunikan) menggunakan media saja. Meskipun
begitu, dalam pembahasannya yang cukup luas teori ini memberi kesempatan bagi
para ahli atau siapapun untuk menciptakan teori baru yang berhubungan dengan
teori ini. Dalam teori ini hanya membahas pada sebatas latarbelakang orang
menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhannya. Tapi tidak dijelaskan
dampak dari pemilihan media massa itu. Artinya dampak ini berpeluang
terciptanya teori baru.
b.
Aestethic
Criteria
1.
Societel
Value
2.
New
Understanding
Teori ini
memberikan pemahaman baru terhadap siapa saja yang telah memahaminya, tapi
maknanya tetap sama. Penulis sendiri memahami teori ini karena telah mengkaji
terlebih dahulu yang pada akhirnya muncul pemahaman baru, seperti yang dibahas
sebelumnya. Yang ditulis tersebut merupakan buah dari alam pemikiran penulis
mengenai apa yang telah dipahami dari uses and gratifications theory ini. Pemahaman
mendasar penulis terhadap teori ini yaitu, bahwa khalayak memiliki hak
sepenuhnya terhadap pemilihan media yang mana penggunaanya untuk memuaskan
dirinya.
3.
Community
Agreement
Uses and gratificatios
theory merupakan teori besar dan dikenal oleh pecinta ilmu komunikasi khususnya
komunikasi massa. Karena dikenal luas maka sudah pasti para ahli komunikasi
menggunakan teori ini sebagai bahan kajiannya. Juga tidak sedikit para ahli
komunikasi yang menulis buku tentang komunikasi menjelaskan atau membahas teori
ini dalam buku yang ditulisnya. Banyak buku ilmu komunikasi yang membahas teori
ini. Artinya melihat sesederhana itu, sudah pasti teori ini diakui atau diterima
oleh ahli-ahli komunikasi seperti Mark Levy, Sven Windahl, McQuail,
Brown Katz, Blumler, Gurevitch, Lasswell dan
Deddy Mulyana serta para ahli komunikasi lainya menerima teori ini sebagai
bagian dari ilmu komunikasi. Dan bahkan para dosen dan mahasiswa pun menerima
teori ini. Hal itu bisat terlihat dari proses perkuliahan mengenai komunikasi
khususnya komunikasi massa.
7 Tradisi Teori Komunikasi
Menurut Robert Craig, dalam dunia komunikasi
terdapat tujuh tradisi komunikasi. Antara lain semiotik,
fenomenologis, sibernetika, sosiopsikologis, sosiokultural, kritis dan retoris.
1. Semiotik
Tradisi
ini memandang komunikasi sebagai suatu proses pemberian makna melalui tanda. Dimana bagaimana tanda tersebut mewakili objek, ide,
situasi, dan sebagainya yang berada diluar diri individu. Semiotika digunakan dalam topik-topik tentang
pesan, media, budaya dan masyarakat. Semiotika adalah ilmu tentang tanda dan
cara tanda itu bekerja. Sebuah tanda adalah sesuatu yang menunjukan sesuatu
yang lain.
2. Fenomenologis
Kita dapat bercerita atau berdialog dengan teman atau
siapa pun salah satunya karena pengalaman yang kita alami. Bahkan ketika kita mengalami
sesuatu, kita akan mudah bercerita dan mengekspresikan diri kita. Sehingga
tradisi seperti ini disebut fenemenologis. Yang mana memandang komunikasi sebagai pengalaman melalui diri sendiri atau diri
orang lain melalui dialog. Tradisi ini memandang manusia secara aktif
menginterpretasikan pengalaman mereka sehingga mereka dapat memahami lingkungannya
melalui pengalaman-pengalaman subjektif manusia.
3. Sibernetika
Tradisi ini memandang komunikasi sebagai suatu sistem
yang terikat, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan komunikasi,
seseorang bisa mempengaruhi orang lain yang pada akhirnya terjadilah interaksi
dan seterusnya seperti itu jika kedua-duanya merasa nyaman. Dalam tradisi ini
akan terciptanya feedback.
4. Sosiopsikologis
Tradisi
sosiopsikologis memiliki fokus kajian pada perilaku sosial individu, variabel
psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi serta kognisis.
Pendekatan individualis menjadi ciri khas
tradisi sosiopsikologis, merupakan hal umum dalam pembahasan komunikasi serta
lebih luas dalam ilmu pengetahuan sosial dan perilaku.
5. Sosiokultural
Tradisi sosiokultural merupakan tradisi komunikasi
yang memandang bahwa dalam proses komunikasi itu terdapat norma dan peraturan
di dalamnya. Teori ini
mengeksplorasi dunia interaksi yang dihuni manusia, menjelaskan bahwa realitas
bukanlah seperangkat susunan di luar kita, tetapi dibentuk melalui proses
interaksi dalam kelompok, komunitas dan budaya. Gagasan utama dari tradisi sosikultural memfokuskan
diri pada bentuk-bentuk interaksi antarmanusia daripada karakteristik individu
atau model mental. Interaksi merupakan proses dan tempat makna, peran,
peraturan serta nilai budaya yang dijalankan. Meskipun individu memproses
informasi secara kognitif, tradisi ini kurang tertarik pada komunikasi pada
komunikasi tingkat individu.
6. Kritis
Tradisi kritik menyangkut bagaimana kekuatan dan
tekanan serta keistimewaan sebagai hasil dari bentuk-bentuk komunikasi tertentu
dalam masyarakat. Tradisi ini berlawanan dengan
banyak asumsi dasar tradisi lainnya. Sebab sangat dipengaruhi oleh karya-karya
di Eropa, feminisme Amerika dan kajian-kajian postmodernisme dan
postkolonialisme.
Tradisi kritik memiliki 3 keunggulan atau keistimewaan
pokok, yaitu:
Pertama, tradisi kritik mencoba memahami sistem yang
sudah dianggap benar, struktur kekuatan dan keyakinan atau ideologi, yang
mendominasi masyarakat dengan pandangan tertentu di mana minat-minat disajikan
oleh struktur-struktur kekuatan tersebut. Kedua, para ahli teori kritik umumnya
tertarik membuka kondisi-kondisi sosial yang menindas dan rangkaian kekuatan
untuk mempromosikan emansipasi atau masyarakat yang lebih bebas dan lebih
berkecukupan. Memahami penindasan dalam menghapus ilusi-ilusi ideologi dan
bertindak mengatasi kekuatan-kekuatan yang menindas. Ketiga, teori kritik menciptakan kesadaran untuk
menggabungkan teori dan tindakan. Teori-teori tersebut bersifat normatif dan
bertindak untuk mendapatkan atau mencapai perubahan dalam kondisi-kondisi yang
memengaruhi masyarakat. Wajarlah, teori kritik kerap kali menggabungkan diri
dengan minat-minat dari kelompok yang terpinggirkan.
7. Retoris
Retoris didefinisikan sebagai
seni membangun argumentasi dan
seni berbicara. Dalam perkembangannya,retorika juga mencakup proses untukmenyesuaikan ide dengan
orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan. Fokus dari retorika
telah diperluas bahkan lebih mencakup segala cara manusia dalam menggunakan
simbol untuk memengaruhi lingkungan di sekitarnya dan untuk membangun dunia
tempat mereka tinggal.
**Sekian.
Nama : Yusup Suparman
NPM : E1A.14.0008
Kelompok : Komunikasi Massa
0 komentar:
Posting Komentar