Selamat Datang di Blog Luar Biasa Ini. Anda Puas, Saya Pun Begitu

Penasaran dengan Saya?

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 23 Oktober 2015


Hasil gambar untuk uses and gratification theory adalah

1.  Filsafat
a.      Ontologi
Uses and Gratificatios Theory merupakan teori yang menjelaskan tentang apa yang diinginkan atau dilakukan khalayak  terhadap isi pesan yang disampaikan media dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kepuasannya. Khalayak mencari tahu, oleh karenanya khalayak dianggap aktif. Ontologi dari teori ini yaitu, khalayak memiliki kapasitas untuk mendapatkan sesuatu dari media massa agar merasa puas karena kebutuhannya terpenuhi. Khalayak memanfaatkan media berdasarkan kegunaanya untuk memuaskannya.  

b.      Epistemologi
Secara epistemologi, teori ini berangkat dari kodrat manusia sebagai makhluk yang memerlukan kebutuhan baik untuk rohani maupun jasmani. Dikemukakan oleh Abraham Maslow, bahwa manusia mempunyai lima hierarki (tingkatan) kebutuhan. Pertama, kebutuhan fisiologi (kebutuhan dasar), seperti sandang, pangan, papan dan seks. Kedua, kebutuhan rasa aman, seperti keamanan fisik, penghasilan dan sebagainya. Ketiga, kebutuhan sosial, seperti pergaulan, cinta kasih, pertemanan dan sebagainya. Keempat, kebutuhan penghargaan, seperti memiliki perasaan berharga dan dihargai. Dan kelima, kebutuhan aktualisasi diri, seperti ingin sukses dan berhasil.
Jika merujuk pada teori hierarki kebutuhan menurut Maslow, maka posisi manusia sebagai subjek yang memiliki hak untuk memenuhi kebutuhan akan dirinya. Dikaitkan dengan teori kegunaan dan kepuasaan, maka sangat cocok sekali bahwa khalayak ini bertindak aktif untuk mendapatkan sesuatu dari media massa. Sama halnya dengan manusia yang aktif untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan seperti yang dikatakan Maslow. Hak memperoleh dari segala sesuatu sudah mutlak Tuhan takdirkan. Begitupun dengan hak-hak khalayak itu sendiri untuk mendapatkan sesuatu dari media massa untuk memenuhi kebutuhan fisiologi maupun sosialnya.   
c.       Aksiologi
Aspek manfaat dari teori ini yaitu membantu media untuk memberikan pelayanan informasi terbaik kepada khalayak. Dengan seperti ini, media akan merencanakan atau menentukan hal-hal terkait isi pesan yang akan disuguhkan kepada khalayak. Ini dilakukan agar media tidak ‘ditinggalkan’ khalayak, meskipun media tidak akan tahu pasti apakah suka atau tidak kepada pesan yang disampaikannya.
     2.  Approches (Pendekatan) 
     Untuk memahami teori ini diperlukan pendekatan. Setelah tahu mengenai teori kegunaan dan kepuasan ini ternyata menggunakan pendekatan objective naturalistic. Maksud dari pendekatan ini yaitu pendekatan yang bisa terukur dan memiliki hubungan gejala sebab akibat. Dalam teori ini pun tampak adanya hubungan kausalitas yang dapat memberikan kesimpulan dari premis-premis yang ada.
Seperti diketahui, teori kegunaan dan kepuasan merupakan teori yang menjelaskan tentang bagaimana khalayak menggunakan media. Dan khalayak menggunakan media karena alasan yang melatarbelakanginya. Pemanfaatan isi pesan media untuk kebutuhannya, dan jika kebutuhannya terpenuhi maka ia akan dipuaskan. Artinya jelas ada hubungan sebab akibat. Yaitu “Jika khalayak memanfaatkan pesan media berdasarkan kebutuhannya, maka ia akan merasa puas”. Hemat saya, teori ini tidak hanya memiliki satu klausal saja, ada hubungan sebab akibat pula. Yaitu, “Jika khalayak tidak menggunakan pesan media tertentu dengan alasan tidak ada yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasannya, maka ia akan beralih untuk mencari media lain yang dapat memuaskan akan kebutuhannya”.     
    3.Paradigma dan Perspektif
a.      Paradigma
Paradigma atau cara berpikir teori ini yaitu positivisme. Paradigma ini yaitu suatu cara berpikir yang menyatakan adanya hubungan sebab akibat (kausalitas) antar sesuatu dengan sesuatu lainnya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, teori ini memiliki hubungan sebab akibat, salah satunya bisa dilihat dari judul teori ini, yaitu kegunaan dan kepuasan. Jadi pesan media yang berguna maka akan ada kepuasan bagi khalayak tersebut.
b.      Perspektif  
Perspektif atau sudut pandang teori ini yaitu psikologis. Psikologis merupakan sudut pandang yang memandang bahwa komunikasi itu sebagai ekspresi yang diluapkan baik oleh komunikator maupun komunikan. Perspektif dari teori kegunaan dan kepuasaan yaitu psikologis. Sebab teori ini menjelaskan atau memfokuskan perhatian pada individu baik itu komunikator maupun komunikannya. Maka tidak heran jika teori ini menjelaskan tentang bagaimana khalayak atau komunikan mencari pesan dari media massa berdasarkan kebutuhannya dan untuk memuaskannya. Teori ini membahas secara subjektif yaitu berfokus pada komunikan. Komunikan menurut teori ini yaitu aktif. Aktifnya komunikan dilatarbelakangi atau didasari atas kebutuhan psikologisnya. Ini artinya jika pembahasan teori ini berfokus pada khalayak maka perspektif yang digunakan pun yaitu perspektif psikologis.
4. Kriteri Teori
a.      Scientific Criteria
1.      Predictive Power
Uses and Gratifications Theory memiliki daya prediksi (predictive power). Bahwa berdasarkan penjelasannya, yang mengatakan jika teori ini merupakan teori kegunaan dan kepuasan. Artinya kegunaan dan kepuasan itu milik komunikan atau khalayak. Dari penjelasan singkat itu saja, bisa terlihat daya prediksi teori ini. Yaitu, jika pesan media itu berguna bagi khalayak, maka khalayak akan merasa puas, begitupun sebaliknya. Daya prediksi lainnya, yaitu, jika khalayak tidak menyukai pesan dari salah satu media, maka dia akan meninggalkan media tersebut yang kemudian mencari pesan media yang dapat memenuhi kebutuhannya.
2.      Explanatory Power
Uses and Gratifications Theory mampu dijelaskan. Oleh karenanya teori ini dapat dijelaskan. Uses and Gratificatios Theory merupakan teori dalam komunikasi yang menjelaskan mengapa dan bagaimana individu atau khalayak menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Katz, Blumler, dan Gurevitch disintesis bahwa pendekatan UGT ini difokuskan pada asal-usul sosial dan psikologis kebutuhan, yang menghasilkan harapan dari media massa atau sumber lain, yang menyebabkan diferensial pola paparan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lainnya), sehingga di gratifikasi kebutuhan dan konsekuensi lain, mungkin yang sebagian besar tidak diinginkan.  Melihat penjelasan tersebut, berarti sudah jelas bahwa ini merupakan teori yang mampu dijelaskan.
3.      Parsimony
Secara sederhana, Uses and Gratificatios Theory merupakan teori yang menjelaskan bagaimana media itu memenuhi kebutuhan dan kepuasan individu atau khalayak. Pemenuhan kebutuhan itu didasari atas kebutuhan psikisnya, yang secara aktif menggunakan media yang diminatinya.
4.      Testability
Teori ini dapat diuji kebenarannya. Mengaca pada daya prediksi teori ini saja yang objective, maka dalam kriteria ini pun teori ini dapat diuji. Misalnya, seseorang yang gemar olahraga sepak bola tentu dia akan menggunakan media massa baik televisi maupun surat kabar untuk mengetahui informasi tentang tim kesayangannya misalnya. Tak sedikit orang melakukan hal itu. Maka sebaliknya, jika dia tidak senang olahraga yang satu ini, maka dia pun tak perlu mencari informasi yang berhubungan dengan itu. Itu membuktikan bahwa teori ini dapat diuji kebenarannya dan dapat melihat peristiwa sebenarnya. Karena kita tahu, teori ini untuk menyederhanakan peristiwa yang terjadi di sekitar kita.    
5.      Internal Consistency
Dalam teori kegunaan dan kepuasaan ini, pernyataan satu dengan lainnya konsisten (Internal consistency). Pembahasan berfokus pada mengapa orang menggunakan media, yaitu berdasarkan kegunaan untuk memuaskan kebutuhannya. Seperti sudah dijelaskan dari bagian-bagian sebelumnya, pembahasan hanya berfokus pada apa inti dari teori ini. Teori ini tidak membahas teori komunikasi lainnya atau bahkan teori komunikasi massa yang sejenis dengannya. Hal yang paling terlihat dalam teori ini yaitu khalayaknya aktif. Rasanya ini konsistensi dari teori ini. Teori ini tidak menyebutkan bahwa khalayak pasif.
6.      Heoristik Potential
Setiap teori tidak selalu menjelaskan secara utuh, oleh karenanya teori memberi lahan atau ruang terciptanya teori baru. Hal ini yang disebut dengan heoristik potential yaitu suatu teori dapat memunculkan teori baru karena teori tidak mampu membahas secara utuh. Begitupun dengan uses anda gratifications theory yang hanya membahas mengapa orang (komunikan) menggunakan media saja. Meskipun begitu, dalam pembahasannya yang cukup luas teori ini memberi kesempatan bagi para ahli atau siapapun untuk menciptakan teori baru yang berhubungan dengan teori ini. Dalam teori ini hanya membahas pada sebatas latarbelakang orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhannya. Tapi tidak dijelaskan dampak dari pemilihan media massa itu. Artinya dampak ini berpeluang terciptanya teori baru. 
b.      Aestethic Criteria   
1.      Societel Value
2.      New Understanding
Teori ini memberikan pemahaman baru terhadap siapa saja yang telah memahaminya, tapi maknanya tetap sama. Penulis sendiri memahami teori ini karena telah mengkaji terlebih dahulu yang pada akhirnya muncul pemahaman baru, seperti yang dibahas sebelumnya. Yang ditulis tersebut merupakan buah dari alam pemikiran penulis mengenai apa yang telah dipahami dari uses and gratifications theory ini. Pemahaman mendasar penulis terhadap teori ini yaitu, bahwa khalayak memiliki hak sepenuhnya terhadap pemilihan media yang mana penggunaanya untuk memuaskan dirinya. 
3.      Community Agreement
Uses and gratificatios theory merupakan teori besar dan dikenal oleh pecinta ilmu komunikasi khususnya komunikasi massa. Karena dikenal luas maka sudah pasti para ahli komunikasi menggunakan teori ini sebagai bahan kajiannya. Juga tidak sedikit para ahli komunikasi yang menulis buku tentang komunikasi menjelaskan atau membahas teori ini dalam buku yang ditulisnya. Banyak buku ilmu komunikasi yang membahas teori ini. Artinya melihat sesederhana itu, sudah pasti teori ini diakui atau diterima oleh ahli-ahli komunikasi seperti Mark Levy, Sven Windahl, McQuail, Brown Katz, Blumler, Gurevitch, Lasswell dan Deddy Mulyana serta para ahli komunikasi lainya menerima teori ini sebagai bagian dari ilmu komunikasi. Dan bahkan para dosen dan mahasiswa pun menerima teori ini. Hal itu bisat terlihat dari proses perkuliahan mengenai komunikasi khususnya komunikasi massa.
7 Tradisi Teori Komunikasi
Menurut Robert Craig, dalam dunia komunikasi terdapat tujuh tradisi komunikasi. Antara lain semiotik, fenomenologis, sibernetika, sosiopsikologis, sosiokultural, kritis dan retoris.
1.      Semiotik
Tradisi ini memandang komunikasi sebagai suatu proses pemberian makna melalui tanda. Dimana bagaimana tanda tersebut mewakili objek, ide, situasi, dan sebagainya yang berada diluar diri individu. Semiotika digunakan dalam topik-topik tentang pesan, media, budaya dan masyarakat. Semiotika adalah ilmu tentang tanda dan cara tanda itu bekerja. Sebuah tanda adalah sesuatu yang menunjukan sesuatu yang lain.
2.      Fenomenologis
Kita dapat bercerita atau berdialog dengan teman atau siapa pun salah satunya karena pengalaman yang kita alami. Bahkan ketika kita mengalami sesuatu, kita akan mudah bercerita dan mengekspresikan diri kita. Sehingga tradisi seperti ini disebut fenemenologis. Yang mana memandang komunikasi sebagai pengalaman melalui diri sendiri atau diri orang lain melalui dialog. Tradisi ini memandang manusia secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman-pengalaman subjektif manusia. 
3.      Sibernetika
Tradisi ini memandang komunikasi sebagai suatu sistem yang terikat, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan komunikasi, seseorang bisa mempengaruhi orang lain yang pada akhirnya terjadilah interaksi dan seterusnya seperti itu jika kedua-duanya merasa nyaman. Dalam tradisi ini akan terciptanya feedback.
4.      Sosiopsikologis
Tradisi sosiopsikologis memiliki fokus kajian pada perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi serta kognisis. Pendekatan individualis menjadi ciri khas tradisi sosiopsikologis, merupakan hal umum dalam pembahasan komunikasi serta lebih luas dalam ilmu pengetahuan sosial dan perilaku.
5.      Sosiokultural
Tradisi sosiokultural merupakan tradisi komunikasi yang memandang bahwa dalam proses komunikasi itu terdapat norma dan peraturan di dalamnya. Teori ini mengeksplorasi dunia interaksi yang dihuni manusia, menjelaskan bahwa realitas bukanlah seperangkat susunan di luar kita, tetapi dibentuk melalui proses interaksi dalam kelompok, komunitas dan budaya. Gagasan utama dari tradisi sosikultural memfokuskan diri pada bentuk-bentuk interaksi antarmanusia daripada karakteristik individu atau model mental. Interaksi merupakan proses dan tempat makna, peran, peraturan serta nilai budaya yang dijalankan. Meskipun individu memproses informasi secara kognitif, tradisi ini kurang tertarik pada komunikasi pada komunikasi tingkat individu.
6.      Kritis
Tradisi kritik menyangkut bagaimana kekuatan dan tekanan serta keistimewaan sebagai hasil dari bentuk-bentuk komunikasi tertentu dalam masyarakat. Tradisi ini berlawanan dengan banyak asumsi dasar tradisi lainnya. Sebab sangat dipengaruhi oleh karya-karya di Eropa, feminisme Amerika dan kajian-kajian postmodernisme dan postkolonialisme.
Tradisi kritik memiliki 3 keunggulan atau keistimewaan pokok, yaitu:
Pertama, tradisi kritik mencoba memahami sistem yang sudah dianggap benar, struktur kekuatan dan keyakinan atau ideologi, yang mendominasi masyarakat dengan pandangan tertentu di mana minat-minat disajikan oleh struktur-struktur kekuatan tersebut. Kedua, para ahli teori kritik umumnya tertarik membuka kondisi-kondisi sosial yang menindas dan rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi atau masyarakat yang lebih bebas dan lebih berkecukupan. Memahami penindasan dalam menghapus ilusi-ilusi ideologi dan bertindak mengatasi kekuatan-kekuatan yang menindas. Ketiga, teori kritik menciptakan kesadaran untuk menggabungkan teori dan tindakan. Teori-teori tersebut bersifat normatif dan bertindak untuk mendapatkan atau mencapai perubahan dalam kondisi-kondisi yang memengaruhi masyarakat. Wajarlah, teori kritik kerap kali menggabungkan diri dengan minat-minat dari kelompok yang terpinggirkan.
7.      Retoris
Retoris didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Dalam perkembangannya,retorika juga mencakup proses untukmenyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan. Fokus dari retorika telah diperluas bahkan lebih mencakup segala cara manusia dalam menggunakan simbol untuk memengaruhi lingkungan di sekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal.
**Sekian.
Nama                    : Yusup Suparman
NPM                     : E1A.14.0008
Kelompok            : Komunikasi Massa




Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar