PADA suatu hari lahir lah bayi
laki-laki kembar. Mereka diberi nama Zaka dan Zaki. Mereka terlahir dari
pasangan suami istri yang hidup serba kecukupan. Di usianya yang masih kecil,
Zaka dan Zaki selalu bermain bersama.
Tiga tahun kemudian Zaka dan Zaki terpaksa harus berpisah, karena kedua
orang tuanya tidak sanggup lagi untuk hidup bersama. Entah apa yang menjadi
permasalahannya, yang pasti Zaka dan Zaki tidak akan berjumpa lagi.
“Sudahlah kita akhiri saja rumah tangga ini, aku tak tahan dengan
sikap mu,” kata ibunya Zaka Zaki.
“Ya sudahlah jika itu yang terbaik, kita pisah saja. Biarkan Zaka dan
Zaki tinggal di sini,” ucap ayah Zaka Zaki.
“Tidak, biar
aku yang merawat Zaki saja,” balas istrinya.
Akhirnya
Zaka harus hidup tanpa seorang ibu dan Ia harus hidup bersama ayahnya. Dan
nasib yang buruk menimpa Zaki yang harus tinggal bersama ibunya yang hidup
serba kekurangan.
Zaka yang
hidup bersama ayahnya mendapat kasih sayang yang begitu luar biasa dan sangat
dimanja sekali. Apapun yang Zaka inginkan pasti ayahnya menuruti keinginan itu.
Berbeda dengan Zaki, yang hidup serba kesulitan.
20 tahun
kemudian, Zaka dan Zaki kini sudah mulai dewasa. Mereka sudah memiliki
kepribadian masing-masing. Zaka yang dibesarkan ayahnya berkepribadian angkuh
dan sombong, sedangkan Zaki berkepribadian baik.
Setelah
mereka lulus dari perguruan tinggi, Zaka dan Zaki bergegas untuk mencari
pekerjaan. Zaki merasa bangga sekali, karena dengan segala kecukupannya Ia bisa
sekolah dan lulus dari perguruan tinggi. Tak butuh lama bagi Zaki untuk
bias bekerja, Ia bekerja di salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Zaka
tidak sesibuk itu untuk mencari pekerjaan, Ia beruntung ditawarkan oleh ayahnya
untuk bekerja di perusahaan ayahnya.
Tak ada yang saling kenal, Zaka dan
Zaki bekerja di perusahaan yang sama. Setiap harinya mereka selalu bertemu,
namun mereka tak sadar kalau mereka itu bersaudara.
Zaki
ditempatkan di bagian yang lebih rendah dari Zaka. Namun berkat kerja kerasnya,
Ia pun diangkat oleh pemilik perusahaan itu di bagian yang sama dengan Zaka.
Seiring
berjalannya waktu, Zaka mulai iri kepada Zaki yang selalu dipuji oleh pemilik
perusahaan itu, yang tak lain ialah ayahnya Zaka. Meskipun Zaki
dan pemilik perusahaan itu tidak saling mengenal latar belakangnya, namun
mereka selalu dekat seperti layaknya ayah dan anak.
Lama kelamaan, Zaka pun mulai tak nyaman dengan keadaan itu.
Akhirnya zaka mengajak Zaki untuk pergi berlibur. Tak disangka Zaka
memiliki sifat buruk yang ingin mencelakai Zaki. Tak lama kemudian Zaka
pun langsung membunuh Zaki, dengan menggunakan pisau.
Singkat
cerita, Zaki pun akhirnya ditemukan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Di
waktu bersamaan ibu Zaki dan pemilik perusahaan itu menjenguk Zaki, kemudian
diikuti Zaka.
Ibu Zaki
kaget melihat pemilik perusahaan itu sudah bersama Zaki dan waktu Ia melihatnya
ternyata yang bersama Zaki itu adalah suaminya yang dulu sempat berpisah. Lalu
pasangan suami istri itu membicarakan kejadian sebenarnya yang sudah terjadi di
depan Zaki. Dan tak sengaja Zaka mendengar percakapan itu. Di sana Zaka
menangis dan terheran-heran, karena Ia telah melukai saudara kembarnya. Zaka
pun meminta maaf kepada Zaki dan tak lama kemudian Zaki meninggal dunia.
Lalu Zaka berteriak, “Akulah yang bunuh saudaraku.”(ysp/smk pasundan)
0 komentar:
Posting Komentar